lihat sisi positifnya,
see the brightside
ambil kebaikannya
dan yang sejenisnya
tentunya kita sering mendengar kalimat-kalimat bernada menenangkan seperti itu, untuk menyikapi suatu keadaan dengan melihat sisi positifnya...kl orang jawa bilang "..masih untung...", seberapapun parahnya keadaan tersebut, pasti masih ada sisi baik yang bisa kita maknai, dan sudah lumrah rasanya belakangan ini, pernyataan2 seperti itu, sering sekali saya dengar dalam seminar2 pengembangan kepribadian, maupun dalam orasi-orasi penambah semangat...
bagi saya...ada baiknya juga bersikap seperti itu, karena dengan melihat sisi baik dari suatu keadaan, kita akan lebih mampu untuk bersyukur...namun, kl saya pikir lebih jauh lagi...sepertinya picik y kalau hanya melihat segala sesuatunya dari satu sisi, walaupun itu sisi positifnya...seharusnya kita melihat gambaran keseluruhan dari keadaan tersebut, dan tidak menutup mata atas sisi lainnya
bisa dianalogikan seperti melihat bola kaca secara utuh, bukan hanya satu sisi..dalam satu kejapan mata, terlihat semua sisinya....
atau melihat suatu lukisan dengan perspektif menyeluruh, tanpa ada fokus ke satu titik...melihat bagaimana interaksi antara satu fragmen dengan fragmen lainnya dalam lukisan tersebut
begitupun dalam kehidupan nyata, kita bisa saja mengambil jubah kebijaksanaan dan menutupi keingintahuan kita dengan hanya melihat sisi positifnya...tapi bukannkah lebih menarik bila anda juga melihat sisi lainnya?
sebagai contoh : ajang sepakbola Asean yg belakangan ini diselenggarakan...mendadak banyak nasionalis2 baru bermunculan...lalu mendadak banyak "orang2 bijak" bermunculan, dengan mengutip kalimat2 bernada "ambil sisi positifnya".... Memang benar bahwa ajang tersebut membawa efek positif berupa berkobarnya semangat nasionalisme yg diharapkan memicu pergerakan bangsa ini menuju arah yang lebih baik...namun kita sadari pula ada ekses lainnya yang diakibatkan hal tersebut, seperti timbulnya kebencian terhadap negara lain, sekecil apapun kebencian itu...
layaknya obat, disatu sisi menyembuhkan, disisi lainnya bisa menjadi racun yang mematikan
dan contoh lainnya, seseorang yang bagi sebagian orang dianggap sebagai pembantai massal, dan oleh sebagian lainnya dianggap sebagai sosok yang sangat berjasa bagi perkembangan negeri ini...kedua2nya bisa jadi sama-sama benar, bila kita melihat dari kacamata mereka...dan bukti-bukti yang adapun, bisa jadi merujuk pada kedua status yang paradoks tersebut (yang dikenakan pada satu orang)
memang, tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kesalahan yang mereka perbuat...kita bisa jadi memaafkan, namun tidak untuk sebagian orang, dan tidak berarti pula kita melupakan begitu saja.
"yang "dewasa" itu yang menilai suatu kesalahan sebagai kesalahan, atau dengan semena-mena melupakan kesalahan?"...kapasmerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar