Kau, aku, dia dan mereka
Tanpa kalian
Yang tak tersadarkan, yang berharap,
yang berpura-pura, yang tak peduli
Dalam lindungan malam, semuanya sama
Meringkuk antara ketakutan dan kenyamanan
belalangsembah
Sabtu, 14 Januari 2012
Kamis, 22 September 2011
sepertinya itu.....palsu
entah apa definisi palsu bagimu
entah apakah perasaanmu telah menutupi logikamu
entah apakah kau akan mendengarkan nasihatku
bagiku ia palsu
bagimu mungkin tidak
dimatamu mungkin ia menambah keindahan taman bungamu
bagiku, ia hanya seorang pelintas yang tak mengerti keindahanmu
dihatimu, mungkin kau terpukau dengan banyaknya perhatian yang ia berikan
bagiku, ia justru mengerdilkan kemandirianmu
kau bisa lebih dari itu
kau bilang, kau membenci kepalsuan
tapi tak pernah kau sadari kepalsuannya
andai engkau tahu...semoga
entah apakah perasaanmu telah menutupi logikamu
entah apakah kau akan mendengarkan nasihatku
bagiku ia palsu
bagimu mungkin tidak
dimatamu mungkin ia menambah keindahan taman bungamu
bagiku, ia hanya seorang pelintas yang tak mengerti keindahanmu
dihatimu, mungkin kau terpukau dengan banyaknya perhatian yang ia berikan
bagiku, ia justru mengerdilkan kemandirianmu
kau bisa lebih dari itu
kau bilang, kau membenci kepalsuan
tapi tak pernah kau sadari kepalsuannya
andai engkau tahu...semoga
quo vadis?...kara aruna
Cahaya merah itu kembali lagi
kadang kuharap ia tetap setia ditaman ini
berharap pancaran cahayanya menambah warna dihati kosong sang pengembara
Ia....tak ubahnya bayang-bayang diatas awan
mendung yang meneduhkan namun dapat membinasakanmu dengan kecupan petirnya
selubung atas sengat matahari yang tak dapat kau andalkan keberadaannya
dalam ketidakteraturan pergerakannya...sesulit apapun menemuinya...sepahit apapun rasa kehilangan atasnya
namun tetap, ketika ia hadir kembali
ia tetap menjadi oasis yang dinanti2kan musafir yang kekeringan
aah, kadang kuharap ia tak usah datang kembali...selamanya
kadang kuharap tak pernah aku disentuh oleh cahayanya
biarlah sang pengembara ini berselubung malam
toh, gelap pun merupakan suatu warna juga
kadang kuharap ia tetap setia ditaman ini
berharap pancaran cahayanya menambah warna dihati kosong sang pengembara
Ia....tak ubahnya bayang-bayang diatas awan
mendung yang meneduhkan namun dapat membinasakanmu dengan kecupan petirnya
selubung atas sengat matahari yang tak dapat kau andalkan keberadaannya
dalam ketidakteraturan pergerakannya...sesulit apapun menemuinya...sepahit apapun rasa kehilangan atasnya
namun tetap, ketika ia hadir kembali
ia tetap menjadi oasis yang dinanti2kan musafir yang kekeringan
aah, kadang kuharap ia tak usah datang kembali...selamanya
kadang kuharap tak pernah aku disentuh oleh cahayanya
biarlah sang pengembara ini berselubung malam
toh, gelap pun merupakan suatu warna juga
Kamis, 30 Juni 2011
mulutmu...kelaminmu
terkadang...
apa yang kau suka
apa yang kau tau
apa yang kau inginkan terlihat oleh orang lain
apa yang kau anggap sebagai bagian dari dirimu
hal-hal tersebut...
bisa diibaratkan seperti alat kelamin
penting dan menyenangkan untuk memilikinya
namun sangat menyebalkan bila kau memamerkannya pada orang lain
dan jauh lebih memuakkan lagi ketika ternyata yang kau pamerkan itu palsu
konyol sekali bukan jika mengetahui kelamin seseorang itu ternyata palsu?...
apa yang kau suka
apa yang kau tau
apa yang kau inginkan terlihat oleh orang lain
apa yang kau anggap sebagai bagian dari dirimu
hal-hal tersebut...
bisa diibaratkan seperti alat kelamin
penting dan menyenangkan untuk memilikinya
namun sangat menyebalkan bila kau memamerkannya pada orang lain
dan jauh lebih memuakkan lagi ketika ternyata yang kau pamerkan itu palsu
konyol sekali bukan jika mengetahui kelamin seseorang itu ternyata palsu?...
Sabtu, 30 April 2011
persetan dengan mereka semua
fuck to the people who ignore their friends because they have relationship
mereka yang melupakan teman-temannya ketika ia mempunyai kekasih
mereka yang melupakan teman-temannya ketika ia sedang sibuk bergembira dengan "mainan" barunya
mereka yang terlalu sibuk bercumbu rayu dan semakin jauh dengan teman-temannya dan mengatakan pada teman-temannya bahwa merekalah yang menjauh
mereka yang lantas mengobarkan api perselisihan, membuat jurang pemisah dengan teman-temannya lantas menempatkan diri sebagai korban seolah-olah dia yang teraniaya
mereka yang menghancurkan persahabatan lantaran keinginan sesaat yg diatasnamakan pada kebutuhan asasi manusia (yang kumaksud adalah cinta)
persetan dengan mereka semua
mereka yang melupakan teman-temannya ketika ia mempunyai kekasih
mereka yang melupakan teman-temannya ketika ia sedang sibuk bergembira dengan "mainan" barunya
mereka yang terlalu sibuk bercumbu rayu dan semakin jauh dengan teman-temannya dan mengatakan pada teman-temannya bahwa merekalah yang menjauh
mereka yang lantas mengobarkan api perselisihan, membuat jurang pemisah dengan teman-temannya lantas menempatkan diri sebagai korban seolah-olah dia yang teraniaya
mereka yang menghancurkan persahabatan lantaran keinginan sesaat yg diatasnamakan pada kebutuhan asasi manusia (yang kumaksud adalah cinta)
persetan dengan mereka semua
Jumat, 31 Desember 2010
Melihat secara menyeluruh
lihat sisi positifnya,
see the brightside
ambil kebaikannya
dan yang sejenisnya
tentunya kita sering mendengar kalimat-kalimat bernada menenangkan seperti itu, untuk menyikapi suatu keadaan dengan melihat sisi positifnya...kl orang jawa bilang "..masih untung...", seberapapun parahnya keadaan tersebut, pasti masih ada sisi baik yang bisa kita maknai, dan sudah lumrah rasanya belakangan ini, pernyataan2 seperti itu, sering sekali saya dengar dalam seminar2 pengembangan kepribadian, maupun dalam orasi-orasi penambah semangat...
bagi saya...ada baiknya juga bersikap seperti itu, karena dengan melihat sisi baik dari suatu keadaan, kita akan lebih mampu untuk bersyukur...namun, kl saya pikir lebih jauh lagi...sepertinya picik y kalau hanya melihat segala sesuatunya dari satu sisi, walaupun itu sisi positifnya...seharusnya kita melihat gambaran keseluruhan dari keadaan tersebut, dan tidak menutup mata atas sisi lainnya
bisa dianalogikan seperti melihat bola kaca secara utuh, bukan hanya satu sisi..dalam satu kejapan mata, terlihat semua sisinya....
atau melihat suatu lukisan dengan perspektif menyeluruh, tanpa ada fokus ke satu titik...melihat bagaimana interaksi antara satu fragmen dengan fragmen lainnya dalam lukisan tersebut
begitupun dalam kehidupan nyata, kita bisa saja mengambil jubah kebijaksanaan dan menutupi keingintahuan kita dengan hanya melihat sisi positifnya...tapi bukannkah lebih menarik bila anda juga melihat sisi lainnya?
sebagai contoh : ajang sepakbola Asean yg belakangan ini diselenggarakan...mendadak banyak nasionalis2 baru bermunculan...lalu mendadak banyak "orang2 bijak" bermunculan, dengan mengutip kalimat2 bernada "ambil sisi positifnya".... Memang benar bahwa ajang tersebut membawa efek positif berupa berkobarnya semangat nasionalisme yg diharapkan memicu pergerakan bangsa ini menuju arah yang lebih baik...namun kita sadari pula ada ekses lainnya yang diakibatkan hal tersebut, seperti timbulnya kebencian terhadap negara lain, sekecil apapun kebencian itu...
layaknya obat, disatu sisi menyembuhkan, disisi lainnya bisa menjadi racun yang mematikan
dan contoh lainnya, seseorang yang bagi sebagian orang dianggap sebagai pembantai massal, dan oleh sebagian lainnya dianggap sebagai sosok yang sangat berjasa bagi perkembangan negeri ini...kedua2nya bisa jadi sama-sama benar, bila kita melihat dari kacamata mereka...dan bukti-bukti yang adapun, bisa jadi merujuk pada kedua status yang paradoks tersebut (yang dikenakan pada satu orang)
memang, tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kesalahan yang mereka perbuat...kita bisa jadi memaafkan, namun tidak untuk sebagian orang, dan tidak berarti pula kita melupakan begitu saja.
"yang "dewasa" itu yang menilai suatu kesalahan sebagai kesalahan, atau dengan semena-mena melupakan kesalahan?"...kapasmerah
see the brightside
ambil kebaikannya
dan yang sejenisnya
tentunya kita sering mendengar kalimat-kalimat bernada menenangkan seperti itu, untuk menyikapi suatu keadaan dengan melihat sisi positifnya...kl orang jawa bilang "..masih untung...", seberapapun parahnya keadaan tersebut, pasti masih ada sisi baik yang bisa kita maknai, dan sudah lumrah rasanya belakangan ini, pernyataan2 seperti itu, sering sekali saya dengar dalam seminar2 pengembangan kepribadian, maupun dalam orasi-orasi penambah semangat...
bagi saya...ada baiknya juga bersikap seperti itu, karena dengan melihat sisi baik dari suatu keadaan, kita akan lebih mampu untuk bersyukur...namun, kl saya pikir lebih jauh lagi...sepertinya picik y kalau hanya melihat segala sesuatunya dari satu sisi, walaupun itu sisi positifnya...seharusnya kita melihat gambaran keseluruhan dari keadaan tersebut, dan tidak menutup mata atas sisi lainnya
bisa dianalogikan seperti melihat bola kaca secara utuh, bukan hanya satu sisi..dalam satu kejapan mata, terlihat semua sisinya....
atau melihat suatu lukisan dengan perspektif menyeluruh, tanpa ada fokus ke satu titik...melihat bagaimana interaksi antara satu fragmen dengan fragmen lainnya dalam lukisan tersebut
begitupun dalam kehidupan nyata, kita bisa saja mengambil jubah kebijaksanaan dan menutupi keingintahuan kita dengan hanya melihat sisi positifnya...tapi bukannkah lebih menarik bila anda juga melihat sisi lainnya?
sebagai contoh : ajang sepakbola Asean yg belakangan ini diselenggarakan...mendadak banyak nasionalis2 baru bermunculan...lalu mendadak banyak "orang2 bijak" bermunculan, dengan mengutip kalimat2 bernada "ambil sisi positifnya".... Memang benar bahwa ajang tersebut membawa efek positif berupa berkobarnya semangat nasionalisme yg diharapkan memicu pergerakan bangsa ini menuju arah yang lebih baik...namun kita sadari pula ada ekses lainnya yang diakibatkan hal tersebut, seperti timbulnya kebencian terhadap negara lain, sekecil apapun kebencian itu...
layaknya obat, disatu sisi menyembuhkan, disisi lainnya bisa menjadi racun yang mematikan
dan contoh lainnya, seseorang yang bagi sebagian orang dianggap sebagai pembantai massal, dan oleh sebagian lainnya dianggap sebagai sosok yang sangat berjasa bagi perkembangan negeri ini...kedua2nya bisa jadi sama-sama benar, bila kita melihat dari kacamata mereka...dan bukti-bukti yang adapun, bisa jadi merujuk pada kedua status yang paradoks tersebut (yang dikenakan pada satu orang)
memang, tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kesalahan yang mereka perbuat...kita bisa jadi memaafkan, namun tidak untuk sebagian orang, dan tidak berarti pula kita melupakan begitu saja.
"yang "dewasa" itu yang menilai suatu kesalahan sebagai kesalahan, atau dengan semena-mena melupakan kesalahan?"...kapasmerah
Selasa, 28 Desember 2010
Float - Pulang
Float - Pulang
Lirik :
Dan lalu...
Rasa itu tak mungkin lagi kini
Tersimpan di hati
Bawa aku pulang, rindu
Bersamamu
Dan lalu...
Air mata tak mungkin lagi kini
Bicara tentang rasa
Bawa aku pulang, rindu
Segera
Jelajahi waktu
Ke tempat berteduh hati kala biru
Dan lalu...
Sekitarku tak mungkin lagi kini
Meringankan lara
Bawa aku pulang, rindu
Segera
Dan lalu...
O, langkahku tak lagi jauh kini
Memudar biruku
Jangan lagi pulang
Jangan lagi datang
Jangan lagi pulang, rindu
Pergi jauh!
Dan lalu...
Dan lalu...
Dan lalu....dulu sempat kukira sebagai "terlalu"...
begitu keterlaluannya perasaan ini
hingga aku memasrahkan diri pada rasa rindu
untuk membawaku pulang
tak terkira bagaimana besarnya perasaan ini
yang terus membuncah, memaksa keluar dari relung hati
tak kuat bila harus kutahan dalam hati
bahkan airmataku pun
tak mampu lagi menggambarkan isi hatiku
layaknya gunung berapi
yang sudah tak tertahankan untuk meluapkan magmanya
memusnahkan segala disekitarnya
menggantinya dalam lembaran baru kehidupan
menghadirkan benih-benih rasa baru
Aaarrrghh
tak sanggup lagi kurasa sekitarku meringankan lara
inginku jelajahi waktu
menghidupkan kenanganku
kembali dari kuburnya
menyatakan imajinasi terliarku
berbincang-bincang dengan mereka
ditempat dimana hati biasa terpaku kala rindu
aku ingin pulang
sungguh, sangat ingin pulang
bertemu denganmu, memelukmu, berlelah letih dan tertidur dipangkuanmu
Dan lalu...dan lalu...dan lalu
tak terasa waktu berevolusi
detik menjadi menit, menjadi jam, menjadi hari dan pada akhirnya
menenggelamkanku dalam kenihilan waktu
tak ada kemarin, tak ada hari esok, hanya ada hari ini
iya, telah kulihat sisi lain kota ini
berdamai, lebih tepatnya menyerah pada keindahannya
pada keindahan yang dulu tak kusadari
mungkin juga
pada sosok kecil cahaya merah indah yang melintas didalamnya
tak mengerti aku
satu yang kupahami, langkahku kini tak ingin lagi jauh
kujangkarkan kaki disini
Lhokseumawe
telah memudar sebagian biruku
Rindu...terima kasih telah menemaniku selama ini
telah bulat hatiku
tak ingin lagi pulang
tak ingin lagi datang
maafkan aku rindu
pergilah...kumohon
Langganan:
Komentar (Atom)